Moskow (ANTARA) - Kerugian infrastruktur selama terjadi kerusuhan anti-pemerintah di Nepal mencapai 200 miliar rupee Nepal (sekitar Rp2,3 triliun), lapor portal berita Khabarhub, yang mengutip sumber di Kementerian Pembangunan Kota.
The Kathmandu Post pada Kamis menyebutkan pendistribusian produk bahan bakar juga terganggu akibat masalah keamanan, menambahkan bahwa para sopir truk tangki BBM menolak mengirim bahan bakar tanpa jaminan keamanan.
Selain itu, sejumlah titik perbatasan juga diserang oleh perusuh, sehingga truk-truk tangki pengangkut BBM dari India tertahan di sana, katanya.
Pada 4 September, otoritas Nepal sempat memblokir media sosial karena melewati tenggat registrasi di Kementerian Komunikasi. Pemblokiran itu dicabut setelah terjadi aksi protes pada Senin.
Keesokan harinya, situasi di Nepal memanas setelah para demonstran menyerbu parlemen dan membakar rumah sejumlah pejabat tinggi di ibu kota Kathmandu, yang memicu polisi menembakkan meriam air, gas air mata, hingga peluru tajam ke arah massa.
Puluhan pengunjuk rasa dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka akibat peristiwa tersebut. Di tengah kerusuhan Perdana Menteri Nepal Sharma Oli menyatakan mundur dari jabatannya.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Militer Nepal perpanjang jam malam mulai Jumat
Baca juga: Presiden Nepal setuju tunjuk mantan Ketua MA sebagai PM sementara
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.