Liverpool di Ambang Keputusan Pahit soal Mohamed Salah: Apa yang Terjadi Sebenarnya?

Liputan6.com, Jakarta - Liverpool tengah berada dalam fase yang mengkhawatirkan setelah kembali gagal meraih kemenangan di Anfield, hasil yang semakin menekan posisi Arne Slot di kursi manajer. Pada saat bersamaan, masa depan Mohamed Salah mendadak jadi isu besar yang tidak bisa dihindari. Kondisi ini memaksa juara bertahan Liga Inggris itu untuk memikirkan keputusan penting yang dapat mengubah arah klub dalam waktu dekat.

Persoalan semakin runcing setelah dua laga berturut-turut Salah hanya duduk di bangku cadangan. Situasi ini menimbulkan tanda tanya besar mengingat perannya yang begitu vital musim lalu ketika ia menjadi top skor dan raja assist Liga Inggris. Kini, publik mulai bertanya apakah Liverpool sedang bersiap melepas sang ikon.

Di tengah performa yang menurun dan keputusan Slot yang semakin berani, eks kapten Liverpool, Jamie Redknapp, terang-terangan menyampaikan pandangan tegasnya. Ia menilai relasi antara Slot dan Salah sudah mencapai titik kritis, sesuatu yang bisa membawa Liverpool pada keputusan paling mengejutkan dalam satu dekade terakhir.

Jamie Redknapp, berbicara dalam siaran Sky Sports usai hasil imbang melawan Sunderland, membeberkan kekhawatirannya soal posisi Salah dalam rencana jangka panjang Slot. Ia menegaskan, “Sehebat apa pun Salah, segala sesuatu ada akhirnya. Rasanya memang seperti ada sesuatu yang harus dikorbankan. Tidak mungkin Mo Salah akan puas menjadi pemain pelapis.”Pernyataan ini memicu diskusi besar, terutama karena Redknapp melihat situasi tersebut sebagai lebih dari sekadar rotasi.

Musim lalu, Salah tampil luar biasa, bermain di semua 38 laga liga dan menjadi tumpuan utama Slot dalam perebutan gelar. Akan tetapi, musim ini performanya sangat berbeda. Salah hanya mencetak lima gol dan tiga assist dari 19 penampilan pertamanya, jauh dari standar yang ia tunjukkan selama bertahun-tahun berseragam Liverpool. Penurunan performa ini membuat Slot mengambil langkah ekstrem dengan menurunkannya dari daftar starter.

Redknapp juga mengungkapkan bahwa kepercayaan antara Slot dan Salah tampak sudah retak. Ia berkata, “Entah itu pada Januari atau pada musim panas… Saya hanya bisa melihat Salah pergi.” Sebuah pernyataan yang terasa berat mengingat ini datang dari seorang figur yang sangat memahami internal klub.

Pada awal musim, menjual Salah terdengar mustahil. Ia adalah ikon klub, wajah global Liverpool, dan pilar serangan yang selama ini tidak tergantikan. Namun, kondisi saat ini memberi gambaran berbeda. Dengan performa yang belum menyala dan kebijakan skuad yang sedang mengalami transisi, Liverpool perlahan membuka peluang untuk mengambil keputusan paling kontroversial: melepas Mo Salah.

Minat dari klub-klub kaya Liga Arab Saudi masih sangat kuat, dengan potensi tawaran yang bisa menembus ratusan juta pound (setara triliunan rupiah). MLS juga dikabarkan masuk ke antrean peminat. Situasi finansial seperti ini tentu menggoda bagi direktur olahraga Richard Hughes, terutama karena kontrak Salah hanya menyisakan satu musim lagi setelah kampanye ini berakhir.

Jika Liverpool menunggu terlalu lama, nilai jual Salah bisa merosot drastis. Pada saat yang sama, Slot tampaknya mulai mempersiapkan struktur tim yang tidak lagi bertumpu sepenuhnya pada pemain berusia 33 tahun tersebut. Semua faktor ini mengarah pada satu kenyataan pahit: keputusan besar kini berada di depan mata, dan dampaknya dapat mengubah wajah Liverpool dalam beberapa tahun ke depan.

Sumber: Anfield Watch