Liputan6.com, Jakarta- Bek kiri yang kini memperkuat LOSC Lille, Calvin Verdonk, baru-baru ini menjadi sorotan media internasional, termasuk jurnalis Prancis, saat ia secara terbuka menjelaskan keputusannya untuk membela Tim Nasional Indonesia. Pemain berusia 27 tahun ini membeberkan berbagai faktor yang melatarbelakangi pilihannya, mulai dari pertimbangan karier pribadi hingga potensi besar sepak bola di Tanah Air.
Pengakuan ini disampaikan dalam konferensi pers perdananya bersama klub barunya, LOSC Lille, yang menarik perhatian luas. Verdonk, yang memiliki darah keturunan Indonesia dari sang ayah, menegaskan bahwa keputusannya adalah langkah strategis demi kelanjutan karier internasionalnya. Ia melihat Timnas Indonesia sebagai wadah yang tepat untuk berkembang dan meraih ambisi besar.
Keterangan dari Verdonk ini memberikan gambaran jelas mengenai motivasi di balik keputusannya yang bersejarah. Ia tidak hanya mempertimbangkan aspek pribadi, tetapi juga melihat perkembangan positif sepak bola Indonesia serta target ambisius yang ingin dicapai bersama skuad Garuda di kancah global.
Peluang Karier Internasional dan Realisme
Calvin Verdonk mengakui secara jujur bahwa peluangnya untuk menembus skuad utama Tim Nasional Belanda sangat kecil. Persaingan ketat di tim Oranje membuat pemain kelahiran Dordrecht ini menyadari realitas kariernya. Dengan usianya yang mendekati 27 tahun, kesempatan untuk memperkuat tim senior Belanda dianggap tidak realistis baginya.
Oleh karena itu, membela Timnas Indonesia menjadi pilihan terbaik untuk melanjutkan kiprahnya di level internasional. Verdonk menyatakan, "Saya harus jujur pada diri sendiri. Saya tidak akan punya kesempatan lagi untuk masuk Timnas Belanda." Pernyataan ini menunjukkan pragmatisme dan keinginan kuatnya untuk tetap bersaing di panggung global.
Keputusan ini diambil setelah pertimbangan matang, di mana ia melihat Timnas Indonesia menawarkan jalur yang lebih jelas untuk mencapai ambisi bermain di kompetisi internasional. Ini adalah langkah yang strategis demi keberlangsungan karier sepak bolanya.
Potensi dan Perkembangan Sepak Bola Indonesia
Verdonk mengaku langsung menerima tawaran untuk membela Indonesia tanpa perlu berpikir panjang. Ia melihat potensi besar dan perkembangan pesat sepak bola di Indonesia sebagai daya tarik utama. "Saya langsung menjawab iya (saat tawaran datang). Tidak perlu berpikir. Karena sepak bola sedang berkembang di sana (Indonesia)," ujarnya.
Meskipun lahir dan besar di Belanda, Verdonk telah lama mengikuti perkembangan sepak bola Indonesia. Ia terkesan dengan antusiasme masyarakat Indonesia yang sangat tinggi terhadap sepak bola, bahkan sampai aktif di media sosial terkait dirinya dan klubnya. Fanatisme ini menjadi salah satu faktor yang membuatnya merasa diterima dan termotivasi.
Perkembangan infrastruktur, pembinaan pemain muda, dan peningkatan kualitas liga di Indonesia turut menjadi perhatian Verdonk. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya melihat dari sisi personal, tetapi juga prospek jangka panjang sepak bola Tanah Air.
Target Lolos Piala Dunia 2026
Salah satu faktor penentu utama keputusan Calvin Verdonk adalah target ambisius Timnas Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Ia sangat tertarik dengan tujuan besar ini dan ingin menjadi bagian dari perjuangan skuad Garuda. Verdonk melihat ini sebagai kesempatan emas untuk meraih pencapaian tertinggi dalam karier sepak bolanya.
"Saya melihat sepak bola sedang bertumbuh dan ada tujuan besar yang diperjuangkan. Itu sangat penting bagi saya, terutama kesempatan berjuang untuk lolos ke Piala Dunia," jelas Verdonk. Keinginan untuk berjuang bersama Timnas Indonesia menuju Piala Dunia menunjukkan komitmen penuhnya.
Ambisi besar ini sejalan dengan visi dan misi PSSI yang ingin membawa sepak bola Indonesia ke level yang lebih tinggi. Verdonk merasa tertantang untuk berkontribusi dalam mewujudkan mimpi jutaan masyarakat Indonesia ini.
Dukungan dan Atmosfer Positif Timnas
Calvin Verdonk merasa diterima dengan sangat baik di Timnas Indonesia. Ia merasakan dukungan besar dari rekan setim, staf pelatih, hingga para penggemar. Atmosfer positif di dalam tim membuatnya merasa betah dan seperti menjadi bagian dari sebuah keluarga besar.
"Jika Anda berasal dari Eropa, mereka akan membuat Anda merasa seperti di rumah dengan sangat cepat. Anda merasakan dukungannya dan mereka senang saya ada di sana," ungkap Verdonk. Perasaan nyaman dan dukungan ini menjadi fondasi penting bagi performa seorang pemain di lapangan.
Antusiasme tinggi masyarakat Indonesia, yang kerap membanjiri media sosial dengan dukungan, juga menjadi faktor positif. Verdonk terkesan dengan bagaimana penggemar sepak bola Indonesia begitu aktif dan fanatik, bahkan untuk unggahan klubnya yang berkaitan dengan dirinya.
Darah Keturunan dan Pengaruh Pemain Naturalisasi Lain
Verdonk memiliki darah keturunan Indonesia dari ayahnya yang berasal dari Aceh. Ikatan emosional ini menjadi salah satu alasan kuat mengapa ia bersedia membela Timnas Indonesia. Ia mengaku sudah lama memperhatikan perkembangan sepak bola Tanah Air, bahkan pernah beredar foto dirinya mengenakan jersey Timnas Indonesia sebelum resmi bergabung.
Kehadiran pemain naturalisasi lain seperti Thom Haye di Timnas Indonesia juga mempermudah keputusannya. Adanya rekan senegara yang sudah lebih dulu bergabung membuat proses adaptasi dan pengambilan keputusan menjadi lebih mudah bagi Verdonk. "Saya pikir Haye sudah ada di sana dan lebih banyak pemain. Jadi pilihannya sedikit lebih mudah bagi saya," katanya.
Faktor keturunan dan keberadaan pemain naturalisasi lainnya menciptakan lingkungan yang mendukung bagi Verdonk. Ini menunjukkan bahwa program naturalisasi PSSI tidak hanya menambah kekuatan tim, tetapi juga menciptakan ekosistem yang kondusif bagi para pemain diaspora.