Liputan6.com, Jakarta Final US Open kembali menjadi panggung pertarungan sengit antara dua petenis muda paling menjanjikan, Carlos Alcaraz dan Jannik Sinner. Pertandingan ini bukan sekadar memperebutkan trofi juara, melainkan juga takhta peringkat satu dunia yang sangat prestisius. Duel ini dijadwalkan akan berlangsung pada Minggu waktu setempat atau Senin (8/9/2025) dini hari WIB di New York, menarik perhatian jutaan penggemar tenis global.
Laga puncak ini memiliki implikasi besar bagi kedua atlet, mengingat pemenangnya secara otomatis akan menduduki posisi teratas dalam peringkat ATP. Sinner, yang telah mempertahankan peringkat puncak selama 65 pekan, bertekad untuk mempertahankan dominasinya. Sementara itu, Alcaraz berambisi merebut kembali posisi yang pernah dipegangnya hingga September 2023, menambah bumbu persaingan.
Lebih dari sekadar gelar dan peringkat, pertemuan Alcaraz dan Sinner di final US Open ini akan mengukir sejarah baru dalam dunia tenis. Ini adalah kali pertama di era Open, dua petenis yang sama bertemu di tiga final Grand Slam dalam satu musim. Sebelumnya, mereka telah bersua di final Roland Garros dan Wimbledon tahun ini, menunjukkan dominasi mereka di turnamen-turnamen besar.
Rivalitas Sengit di Lapangan dan Persahabatan di Luar
Dunia tenis kembali disuguhkan rivalitas sengit antara Jannik Sinner dan Carlos Alcaraz, yang kini bersaing ketat memperebutkan posisi nomor satu dunia. Persaingan ini pertama kali mencuat di New York tiga tahun lalu, menandai awal dari serangkaian pertarungan epik. Keduanya telah mencapai perempat final US Open, dengan potensi untuk kembali berhadapan di babak akhir turnamen major.
Namun, di balik persaingan memperebutkan gelar, Sinner menegaskan bahwa rivalitas di lapangan tidak berarti permusuhan di luar arena. Petenis asal Italia ini menyatakan bahwa menjadi lawan dalam pertandingan besar tidak serta merta membuat mereka harus bermusuhan. Sinner bahkan menyebut mereka memiliki persahabatan yang baik di luar lapangan, sebuah pemandangan luar biasa dalam olahraga profesional.
Keunikan rivalitas antara Carlos Alcaraz dan Jannik Sinner menjadi sorotan utama di ATP Tour, namun yang membuatnya istimewa adalah hubungan baik mereka di luar lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun persaingan di level tertinggi sangat intens, rasa hormat dan sportivitas tetap dijunjung tinggi. Ambisi Alcaraz untuk mengalahkan Sinner di final juga menunjukkan betapa seriusnya ia dalam menghadapi rival sekelasnya.
Implikasi Perebutan Peringkat dan Sejarah Grand Slam
Final US Open ini tidak hanya memperebutkan gelar juara, tetapi juga sangat krusial untuk perebutan peringkat satu dunia. Jika Alcaraz memenangi final, ia akan memperlebar keunggulan poinnya saat ini di peringkat ATP. Ini akan menjadi tantangan besar bagi Sinner untuk finis di peringkat satu dunia dua tahun berturut-turut, mengingat ketatnya persaingan.
Pertandingan ini memiliki implikasi besar bagi kedua petenis, tidak hanya dalam hal peringkat tetapi juga warisan mereka di dunia tenis. Dominasi kedua petenis ini di Grand Slam lapangan keras menjadi bukti nyata kualitas mereka yang luar biasa. Sejak Australian Open 2024, Sinner dan Alcaraz telah berhasil meraih tujuh gelar Grand Slam terakhir, menegaskan posisi mereka sebagai dua petenis teratas.
Pertemuan ini akan menjadi final kelima beruntun antara Sinner dan Alcaraz, menjanjikan laga yang sangat dinanti-nantikan oleh para penggemar tenis. Harapan untuk bertemu di final US Open bukan hanya tentang meraih gelar, tetapi juga tentang pembuktian diri melawan salah satu yang terbaik di dunia. Ini menegaskan posisi mereka sebagai dua petenis teratas di peringkat ATP yang terus mendominasi Tour belakangan ini.
Dominasi dan Head-to-Head Alcaraz vs Sinner
Rivalitas head-to-head antara Sinner dan Alcaraz sangat ketat dan sengit, menunjukkan keseimbangan kekuatan antara keduanya. Alcaraz saat ini memimpin dengan skor 9-5 dalam pertemuan mereka secara keseluruhan, sebuah statistik yang menunjukkan keunggulannya. Ia juga telah memenangi tiga pertemuan terakhir di lapangan keras, menandakan dominasinya di permukaan tersebut.
Meskipun demikian, Sinner pernah mencatatkan kemenangan penting atas Alcaraz, membuktikan kemampuannya untuk mengalahkan rivalnya. Ia berhasil mengalahkan Alcaraz di final Wimbledon, menggagalkan gelar ketiga beruntunnya di lapangan rumput. Kemenangan tersebut menunjukkan bahwa Sinner memiliki kapasitas untuk memberikan perlawanan sengit di momen-momen krusial.
Final US Open ini akan menjadi panggung penentu bagi kedua petenis, untuk melihat siapa yang akan membuktikan diri sebagai yang terbaik di antara mereka. Sinner sendiri menunjukkan performa gemilang setelah mengalahkan Alexander Bublik pada Senin malam waktu setempat, meskipun sempat memerlukan perawatan medis. Ia berhasil mengatasi tantangan tersebut dengan performa impresif, hanya membuat empat kesalahan sendiri dibandingkan sepuluh kesalahan lawannya.