
"KEPADA Jemaah Safari Subuh semua, telah membangun rumah kepada kami. Dengan rumah bantuan ini mudah-mudahan Allah akan membangun rumah untuk donatur semua di Syurga nanti. Sedangkan kami tidak sanggup membalasnya."
Demikian antara lain terucap dari mulut Sulaiman Abubakar, 52, di hadapan para Jemaah Safari Subuh Masjid Al-Falah, Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh, saat menerima rumah bantuan pada Minggu (7/9). Suami dari Rahmawati, 42, itu adalah pasangan disabilitas tuna netra memiliki 2 orang putri dan 1 putra yang belakangan ini keluarga mereka hidup berpindah kesana-kemari pada rumah kontrakan atau panti sosial.
Keharuan sekeluarga mereka memuncak tidak dapat disembunyikan saat rombongan jemaah Subuh Masjid Agung Al-Falah, Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, datang menyerahkan satu unit rumah. Air mata ke-5 orang sekeluarga itu mulai mengalir membasahi pipi saat dilakukan mendengar sambutan pendiri Safari Subuh Teungku Amri Fahmi Anziz.
Lebih hari lagi hingga terisak takkala mereka bersama jemaah masuk ke rumah dan melihat perlengkapan di dalamnya. Kediaman berkonstruksi permanen memiliki 3 kamar lengkap dengan fornitur dan perlengkapan dapur itu, baru siap dibangun di Desa Lampoh Krueng, Kecamatan Kota Sigli, Kabupaten Pidie.
"Sebelumnya kami tinggal di sekolah tuna netra Jabal Ghafur di komplek Universitas Jabal Ghafur, Kecamatan Indrajaya. Setelah sekolah tuna netra tidak beroperasi lagi, harus berpindah kesana-kemari menyewa rumah kontrakan. Sepuluh tahun terakhir tinggal di rumah pinjaman panti sosial Pemkap Pidie. Saya tidak terpikirkan akan memiliki rumah sendiri. Apalagi sedang membiaya anak saya yang pertama sedang kuliah di STIKES Universitas Jabal Ghafur dan dua lagi masuk SMP tahun ini" kata Sulaiman yang didampingi buah hati pertamanya Syifaurrahmi kelahiran 2006 itu.
Sulaiman Abubakar mengalami kebutaan diwaktu masih kanak-kanak akibat kecelakaan sepeda motor di jalur nasional lintasan Cot Batee Geulungku, Kecamatan Simpang Mamplam Kanupaten Bireuen, bersama orang tuanya. Sedangkan istri tercintanya Rahmawati awalnya menderita rabun senja hingga berakhir buta.
Lelaki asal Pucok Alue Kabupaten Bireuen itu mengisahkan, untuk membiayai pendidikan sang buah hati Syifaurrahmi, Nailul Al-Arif dan Naila Arifa kini tetapenkalani profesi sebagai jasa tukang pijat. Kalau Sulaiman sendiri bersedia dipanggil untuk pelanggan kaum lelaki, sedangkan sang istri Rahmawati juga melayani pasien sesama perempuan.
Adapun pendiri Safari Subuh keliling yang sekretariat sentral di Masjid Al-Falah Kota Sigli, Teungku Amri Fahmi Anziz mengatakan, solidaritas saling peduli antar sesama muslim merupakan hal yang sangat penting. Apalagi terhadap saudara Seiman yang hidup dalam kondisi miskin dan melarat.
Teungku Amri Fahmi yang lulusan Doktor Al-Azhar Mesir itu juga menyampaikan, para jemaah Safari Subuh membuka dunasi dengan menyisihkan sedikit dana atau bantuan lainnya untuk dikumpulkan. Baik bantuan rutin atau kapan ada kemudahan.
"Bantuan ini sangat selektif, sehingga penerima bantuan rumah benar-benar layak dan keluarga taat beribadah," tutur Da'i Internasional yang baru dua pekan pulang Safari dakwah di Kanada tersebut.
Adapun Ketua Safari Subuh, Apriadi Ahmad, mengatakan program rumah bantuan itu merupakan contoh nyata kepedulian masyarakat Kabupaten Pidie untuk keluarga kaum dhuafa. Dengan ada kepedulian terus menerus diharapkan akan berdampak positif bagi mereka yang membutuhkan uluran tangan.
"Ini rumah bantuan ke-13 yang sudah tersebar dalam 12 kecamatan dari 23 kecamatan di Pidie," tambah Apriadi. (H-1)