Istanbul (ANTARA) - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas mengonfirmasi bahwa lima anggotanya tewas dalam serangan Israel di ibu kota Qatar, Doha, sekaligus memastikan bahwa delegasi negosiasinya selamat dari serangan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (9/9), Hamas mengecam serangan Israel sebagai “kejahatan keji dan agresi terang-terangan,” dengan menyatakan serangan tersebut menargetkan delegasi negosiasi mereka.
“Kami menegaskan bahwa musuh telah gagal dalam upaya untuk membunuh saudara-saudara kami di delegasi negosiasi,” tegas Hamas.
Kelompok tersebut mengidentifikasi lima anggotanya yang tewas, yakni Hammam al-Hayya (putra pemimpin Hamas Khalil al-Hayya), direktur kantornya Jihad Lubad, serta tiga ajudan: Abdullah Abdel Wahid, Moamen Hassouna, dan Ahmed al-Mamlouk.
“Kami menyatakan bahwa pendudukan Israel dan pemerintah Amerika Serikat bertanggung jawab atas kejahatan ini karena dukungan terus-menerus Washington terhadap agresi dan kejahatan pendudukan terhadap rakyat kami,” tambahnya.
Hamas menyebut serangan Israel tersebut sebagai “agresi terhadap kedaulatan Negara Qatar yang bersaudara, yang bersama dengan Mesir memainkan peran penting dan bertanggung jawab dalam memediasi upaya untuk menghentikan serangan serta mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.”
Kelompok Palestina tersebut juga menyampaikan belasungkawa atas tewasnya seorang personel keamanan Qatar dalam serangan Israel di Doha.
Lebih lanjut, Hamas menekankan bahwa serangan terhadap tim negosiasi mereka terjadi tepat saat mereka sedang membahas proposal terbaru dari Presiden AS Donald Trump.
Hamas menegaskan bahwa serangan tersebut menunjukkan Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya “tidak berniat mencapai kesepakatan dan secara sengaja berusaha menggagalkan semua peluang serta menggagalkan upaya internasional.”
“Sekali lagi membuktikan bahwa pendudukan Zionis merupakan ancaman serius bagi kawasan dan dunia,” ucap Hamas, sembari menuduh Netanyahu menjalankan “skema kriminal berupa genosida, pembersihan etnis, kelaparan, dan pemindahan paksa.”
Kelompok Palestina itu juga menegaskan bahwa upaya pembunuhan yang disebutnya pengecut, tidak akan mengubah posisi dan tuntutan jelas Hamas untuk segera mengakhiri agresi terhadap rakyat Palestina, penarikan penuh tentara pendudukan dari Gaza, pertukaran tahanan yang nyata, bantuan kemanusiaan mendesak, serta rekonstruksi.
“Kejahatan teroris ini tidak akan mematahkan tekad gerakan dan kepemimpinan kami, ataupun mengalihkan kami dari perjuangan mempertahankan hak-hak nasional kami dan terus melanjutkan jalur perlawanan hingga pendudukan berakhir dan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya terwujud.”
Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah melancarkan “serangan tepat sasaran terhadap pimpinan senior Hamas, namun tidak menyebutkan secara spesifik ibu kota Qatar.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengecam keras serangan Israel tersebut dan menyebutnya “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.”
Qatar, bersama Mesir dan Amerika Serikat, telah ini menjadi mediator dalam negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas mengenai potensi pertukaran tahanan dan kesepakatan gencatan senjata.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Trump tegaskan serangan ke Qatar bukan keputusan Amerika Serikat
Baca juga: Israel akui serangan di Doha targetkan pemimpin Hamas
Baca juga: Qatar kecam keras serangan Israel ke bangunan hunian di Doha
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.