Oviedo (ANTARA) - Spanyol menarik duta besarnya dari Tel Aviv, Senin (8/9) setelah pemerintah Israel menuduh Madrid bersikap antisemit dan melarang dua menteri Spanyol memasuki Israel.
Menteri Luar Negeri Jose Manuel Albares menarik duta besar yang “menghadapi tuduhan fitnah dan langkah tidak dapat diterima terhadap dua anggota pemerintah,” menurut sumber yang dikutip harian Spanyol El Pais.
Sebelumnya pada Senin, Perdana Menteri Pedro Sanchez mengumumkan sembilan langkah untuk menghentikan apa yang ia sebut sebagai genosida di Gaza.
Langkah-langkah tersebut mencakup embargo senjata permanen, larangan impor dari wilayah pendudukan, dan melarang individu yang terlibat dalam perang Gaza memasuki Spanyol.
Kepala kantor luar negeri Israel Gideon Sa’ar menanggapi melalui X dengan menyebut pemerintah Sanchez “antisemit” dan mengumumkan bahwa Wakil Perdana Menteri Yolanda Diaz serta Menteri Pemuda Sira Rego dilarang masuk Israel.
“Merupakan sebuah kebanggaan bahwa negara pelaku genosida melarang saya,” balas Diaz.
Sa’ar juga mengatakan Israel akan “memberi tahu sekutu-sekutunya mengenai sikap bermusuhan pemerintah Spanyol serta sifat antisemit dan penuh kekerasan dari pernyataan para menterinya.”
Kemudian pada Senin, Spanyol mengecam serangan teror di Yerusalem yang menewaskan enam orang, termasuk seorang warga negaranya.
Ketegangan terus meningkat dengan Spanyol menarik duta besarnya dan Sa’ar kemudian menulis: “Sanchez telah berurusan dengan orang yang salah. Masa Inkuisisi, penganiayaan, dan pengusiran sudah berakhir. Israel adalah negara kuat dan berdaulat.”
Sumber: Anadolu
Baca juga: Spanyol umumkan langkah-langkah "hentikan genosida di Gaza"
Baca juga: Spanyol: Krisis Gaza episode paling kelam dalam hubungan internasional
Penerjemah: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.