FRAKSI Partai Gerindra di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menanggapi pengunduran diri Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dari parlemen. Rahayu, yang juga keponakan Presiden Prabowo Subianto, sebelumnya menyatakan mundur sebagai anggota DPR periode 2024–2029 melalui unggahan di media sosial pada Rabu, 10 September 2025.
Sekretaris Fraksi Gerindra DPR Bambang Haryadi berujar partainya menghormati keputusan tersebut. “Fraksi Gerindra DPR menghormati pilihan tersebut dan akan memproses sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku," kata Bambang dalam keterangan tertulis, Rabu.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Menurut Bambang, proses pengunduran diri Rahayu akan membutuhkan waktu. Sementara ini, kata dia, Rahayu akan dinonaktifkan oleh Gerindra dari DPR.
Bambang menyampaikan proses tersebut akan dilakukan sesuai dengan aturan administratif. Fraksi Gerindra juga akan berkoordinasi dengan Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra.
“Kami akan memastikan seluruh prosedur berjalan sesuai aturan. Fraksi Gerindra tetap konsisten menjaga komitmen kelembagaan dan ketentuan perundang undangan,” tutur Bambang.
Rahayu, yang juga putri Hashim Djojohadikusumo, mengatakan alasan mundurnya dari DPR adalah karena video yang beredar di media sosial. Video tersebut, kata Rahayu, diambil dari rekaman siniar Antara TV Indonesia dari Februari lalu.
Rahayu mengatakan pernyataan itu dipotong dan viral di media sosial pada pertengahan Agustus kemarin dan menjadi materi untuk menyulut kemarahan masyarakat. "Dijadikan beberapa kalimat oleh pihak-pihak yang ingin menyulut api amarah masyarakat," ucap Rahayu melalui media sosial Instagram pada Rabu, 10 September 2025.
Meski begitu, Rahayu menyebut tetap bertanggung jawab atas pernyataan yang dia buat dalam siniar itu. Putri Hashim Djojohadikusumo itu pun meminta maaf dan menyatakan mundur dari DPR.
Dalam siniar yang dimaksud, Rahayu membahas mengenai kewirausahaan. Dia meminta agar anak-anak muda tidak bergantung kepada pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan.
Rahayu, dalam siniar itu, berujar mengharapkan pemerintah memberikan pekerjaan hanya boleh terjadi di zaman kolonial. Siniar berdurasi 42 menit tersebut tayang di YouTube Antara TV Indonesia dengan judul "Rahayu Saraswati Kupas Isu Perempuan hingga Kolaborasi Ekonomi Kreatif" pada 28 Februari 2025.