INFO NASIONAL — Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Warsito, menegaskan bahwa Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memiliki peran strategis dalam pemerataan sosial sekaligus transformasi bangsa.
Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Kerja UPZ Baznas Tingkat Nasional sekaligus UPZ Award 2025 yang digelar di Jakarta, Selasa, 9 September 2025. Menurut Warsito, Baznas tidak hanya sekadar lembaga pengumpul zakat, melainkan motor perubahan yang mampu menjawab tantangan Indonesia menuju 2045. Ia menekankan bahwa pilar utama pembangunan manusia—pendidikan, kesehatan, dan ekonomi—dapat diperkuat melalui program-program zakat.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Kalau kita bicara kualitas manusia, pilarnya selalu tiga, yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Maka Kemenko PMK tugasnya mengurusi itu, dan zakat bisa hadir di semua pilar tersebut,” jelasnya.
Warsito juga menilai Baznas berpeluang besar menjadi pelopor transformasi zakat digital. Di tengah perkembangan teknologi, kebutuhan masyarakat akan transparansi dan kecepatan layanan semakin meningkat. Karena itu, pengelolaan zakat menurutnya harus adaptif dan proaktif.
“Masa kita kalah dengan penarik bank yang tiap bulan mengingatkan nasabah? Kita mengajak pada kebaikan, maka amil zakat harus proaktif menyapa, melaporkan, dan berterima kasih kepada muzaki. Sistem digital bisa membantu semua itu,” paparnya.
Ia bahkan mengusulkan lahirnya satu aplikasi zakat nasional yang memungkinkan masyarakat memantau penyaluran zakat secara real-time. “Satu aplikasi terpadu ini tentu bisa diinisiasi oleh Baznas. Real-time, transparan, dan menjadi model nasional,” tambahnya.
Lebih jauh, ia menekankan agar zakat tidak hanya hadir di hilir saat muncul masalah sosial, tetapi juga di hulu, sebagai upaya membangun moral dan mental bangsa. “Bisakah zakat hadir di hulu? Bagaimana zakat digunakan untuk pembangunan moral dan mental bangsa, membentuk jiwa pejuang, kerja keras, dan karakter unggul? Karena kadang masalah sosial muncul dari lemahnya moral dan mental,” tutupnya.(*)