Menteri Transmigrasi M Iftitah Sulaiman Suryanagara.
REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kementerian Transmigrasi (Kementrans) segera mengirimkan 2.000 peneliti dari tujuh universitas terbaik Indonesia melalui program Tim Ekspedisi Patriot (TEP). Program ini demi memetakan potensi kawasan lokal guna mendongkrak nilai daya saingnya.
TEP akan bekerja di lapangan untuk mengidentifikasi sumber daya unggulan, peluang investasi, serta kebutuhan pengembangan infrastruktur di kawasan transmigrasi dan sekitarnya. Hasil pemetaan TEP diharapkan dapat mendorong peningkatan perekonomian masyarakat.
"Kami ingin memastikan setiap daerah memiliki peta potensi yang jelas. Dengan begitu, kawasan transmigrasi bisa berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru,” kata Menteri Transmigrasi, M Iftitah Sulaiman Suryanagara kepada wartawan di Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi (BPPMT) Denpasar pada Selasa (29/7/2025).
Para peneliti yang terlibat berasal dari tujuh universitas ternama di Indonesia yaitu ITB, UNPAD, ITS, UI, UGM, IPB, dan UNDIP. Mereka hadir dengan latar belakang keilmuan yang beragam mulai dari pertanian, perikanan, ekonomi, hingga teknologi.
“Hasil kajian TEP akan menjadi dasar perencanaan pembangunan yang tepat sasaran dan berkelanjutan," ujar Iftitah.
Nantinya peneliti ini akan dibagi dalam 400 tim, sehingga satu timnya masing-masing lima orang. Kemudian mereka bakal disebar ke 154 kawasan transmigrasi se-Indonesia. Rencananya, pemberangkatan bakal berlangsung pada bulan depan.
"Kami ingin menciptakan kawasan transmigrasi yang mandiri, maju, dan berdaya saing tinggi sehingga kesejahteraan masyarakat benar-benar meningkat,” ucap Iftitah.
Iftitah menekankan distribusi dalam program transmigrasi saat ini bukan hanya sekedar pemerataan penduduk namun fokusnya meningkatkan kesejahteraan. Diharapkan distribusi pengetahuan kepada masyarakat transmigrasi untuk memetakan potensi lokal dapat meningkatkan kesejahteraan.