LEGISLATOR dari fraksi Partai Gerindra Rahayu Saraswati menyatakan mengundurkan diri sebagai anggota Dewan pada 10 September lalu. Hal itu ia umumkan melalui video yang diunggah di akun Instagram-nya.
Pilihan Editor: Alasan Prabowo Merombak Kabinetnya
Saraswati mengatakan pengunduran dirinya sebagai anggota DPR berkaitan dengan pernyataan yang pernah ia lontarkan di siniar Antara TV pada Februari 2025 soal penyediaan lapangan pekerjaan. Dia mengatakan pernyataannya itu dipotong oleh orang tak dikenal dan menjadi viral di media sosial pada pertengahan Agustus.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
"Dijadikan beberapa kalimat oleh pihak-pihak yang ingin menyulut api amarah masyarakat," kata Saraswati pada Rabu, 10 September 2025.
Video yang dimaksud Saraswati tayang di siniar Antara TV dengan judul "Rahayu Saraswati Kupas Isu Perempuan hingga Kolaborasi Ekonomi Kreatif" yang tayang pada 28 Februari 2025. Video itu memiliki durasi 42 menit.
Menurut dia, potongan video yang kemudian dianggap menyakiti masyarakat ada di menit ke-25 hingga ke-27 dalam tayangan tersebut. Pada intinya, ia meminta agar anak-anak muda tidak bergantung ke pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan.
Sebab, kata dia, berharap ke pemerintah untuk memberikan pekerjaan hanya boleh terjadi di zaman kolonial. "Karena dengan kemajuan teknologi yang ada di dunia saat ini, jangan bersandar kepada sektor-sektor yang sebenarnya sudah melalui masa-masa automasi," ujarnya dalam tayangan di menit ke-27 itu.
Saraswati menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan tersebut. Dia pun meminta maaf karena telah menyakiti masyarakat. "Saya paham bahwa kata-kata saya telah menyakiti banyak pihak, terutama yang saat ini masih berjuang untuk menghidupi keluarganya," kata putri Hashim Djojohadikusumo itu.
Dua hari sebelum penguduran diri Rahayu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengumpulkan anggota DPR dari partainya di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Lokasi tersebut merupakan rumah pribadi Prabowo. Saraswati turut hadir dalam pertemuan yang berlangsung pada Senin malam, 8 September 2025.
Dalam pertemuan di Kertanegara, Prabowo memberikan peringatan bagi para anggota Fraksi Gerindra di DPR agar menjaga ucapan. Prabowo menyebut mereka tidak boleh menyakiti hati rakyat. Selain itu, Prabowo juga melarang kader-kadernya untuk melakukan perilaku pamer harta yang dia sebut sebagai flexing. Pertemuan itu berlangsung secara tertutup.
Menurut Sekretaris Jenderal Gerindra Sugiono yang juga hadir dalam pertemuan, Prabowo meminta anggota DPR partainya untuk menjaga ucapan serta tingkah laku. "Menjaga gaya hidup agar tidak berlebihan, tidak menyakiti masyarakat, dan bisa menjadi representasi yang baik," kata Sugiono setelah keluar dari rumah Prabowo, Senin malam 8 September 2025.
Prabowo, kata Sugiono, meminta agar para kadernya tidak sombong atau pamer kekayaan. "Istilahnya flexing, enggak ada gunanya," kata Menteri Luar Negeri di kabinet Presiden Prabowo itu.
Sugiono mengatakan Prabowo juga meminta kadernya untuk menindaklanjuti berbagai pesan yang disampaikan masyarakat. Dalam beberapa pekan terakhir, terjadi gelombang demonstrasi yang menyoroti kinerja pemerintah dan DPR. "Seperti yang sudah kita ketahui bersama, tadi Ketua Umum kami menyampaikan beberapa arahan kepada anggota fraksi DPR RI sebagai tindak lanjut pesan-pesan yang disampaikan masyarakat," tuturnya.
Dalam pertemuan malam itu, sejumlah anggota Fraksi Gerindra tampak hadir. Selain Saraswati, legislator Gerindra lainnya seperti Ahmad Muzani, Sufmi Dasco Ahmad, Habiburokhman, Bob Hasan hingga Mulan Jameela dan Ahmad Dhani ikut datang ke rumah Prabowo.
Pengunduran diri keponakan Prabowo Subianto juga memunculkan spekulasi. Salah satunya dikaitkan dengan masuk ke kabinet pemerintahan sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga.
Adapun Presiden Prabowo mencopot Dito Ariotedjo sebagai Menpora pada 8 September lalu. Hingga kini kepala negara belum menunjuk sosok yang akan menjabat sebagai Menpora.
Sekretaris fraksi Partai Gerindra di DPR Bambang Haryadi membantah kabar tersebut. Dia mengatakan pengunduran diri Rahayu Saraswati sebagai anggota Dewan tak berkaitan dengan kursi menteri yang masih kosong.
"Itu terlalu spekulasi," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis, 11 September 2025.
Menurut Bambang, penunjukkan seseorang menjadi menteri merupakan hak prerogatif presiden. “Kedua, (Sara) juga kan enggak harus mundur dulu,” ucap Bambang.
Tempo berupaya meminta tanggapan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi soal mencuatnya spekulasi Rahayu bakal mengisi kursi yang ditinggal Dito. Namun keduanya belum merespons.
Direktur Eksekutif Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Lucius Karus menilai pengunduran diri Rahayu Saraswati tidak berkaitan dengan tawaran bergabung ke kabinet pemerintah. Menurut dia, sikap pengunduran diri itu dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pernyataan Saraswati yang dinilai tidak etis.
Dia mengatakan ada beberapa faktor yang boleh tentu menjadi pertimbangan Saraswati keluar dari DPR. Pertama, kata dia, situasi bangsa yang bergejolak lantaran dipicu oleh kinerja DPR. Kedua, hubungan keluarga Saraswati dengan Prabowo.
"Dia mungkin tak ingin kesalahannya bisa berdampak lebih besar ke pemerintah atau presiden sekaligus," katanya saat dihubungi pada Jumat, 12 September 2025.
Selain itu, Lucius menilai keputusan pengunduran diri ini bagian dari ekspresi dari integritas yang ingin ditunjukkan oleh Saraswati. Menurut dia hal ini memang perlu dilakukan oleh pejabat yang dipilih dari suara rakyat.
Terlebih lagi, kata dia, bila sudah kepercayaan masyarakat itu sudah hilang. "Tak ada alasan untuk terus bertahan sebagai anggota DPR, karena jabatan itu atas dasar kepercayaan dari konstituen," ucapnya.
Di sisi lain, Lucius justru khawatir bila pengunduran diri Saraswati ini berkaitan dengan kepentingan pribadi untuk menjadi menteri. Menurut dia, ini justru lebih berisiko lantaran akan muncul sentimen negatif daari publik.
Sebab, dia mengatakan masyarakat akan menganggap Saraswati tidak konsisten dan tidak jujur dengan pengakuannya ketika memutuskan mundur dari DPR. "Dampaknya bisa lebih berbahaya karena dengan mudah dapat merembet ke Prabowo," ujar dia.
Peneliti PARA Syndicate Lutfia Harizuandini sependapat. Menurut dia citra Saraswati sudah terlanjur buruk imbas pernyataannya enam bulan lalu.
Dia mengatakan keponakan Prabowo itu hanya akan menjadi sasaran kritik publik jika menerima tawaran kursi Menpora. Selain itu, menurut dia, kepala negara bakal berhati-hati memilih menteri yang baru usai gelombang demonstrasi di Indonesia belakangan ini.
Namun di sisi lain, ia menilai pengunduran diri Rahayu Saraswati ini bagian dari upaya menjaga karier politik dan citra partainya. Menurut dia, Saraswati telah belajar dari pengalaman para politikus Senayan lainnya yang menjadi sasaran kemarahan publik karena tingkah laku.
"Dia mencegah kejadian serupa terulang. Namun, sudah sepatutnya pejabat publik mundur kalau melakukan kesalahan," katanya pada Sabtu, 13 September 2025.
Pakar Hukum Tata Negara Mohammad Mahfud Mahmodin alias Mahfud Md. menilai pengunduran diri Rahayu Saraswati sebagai anggota DPR tak berkaitan dengan profesionalitas kerja. Sebab, kata dia, keponakan Prabowo Subianto ini terbilang berkualitas dan profesional sebagai anggota Dewan.
Penilaiannya itu ia dasari berdasarkan pertemuannya dengan Saraswati. Dia berujar pernah bertemu dalam suatu acara di Malang, Jawa Timur.
"Saras cerdas, tahu tupoksi, dan correct," kata Mahfud dalam unggahan di akun pribadi X @mohmahfudmd, pada Jumat, 12 September 2025.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini menilai Saraswati justru korban dari peristiwa politik yang terjadi belakangan ini. "Karena terjadi badai politik yang menerjang DPR, maka Saraswati ikut menjadi korban," ucap Mahfud.
Pilihan Editor: Akhir Karier Dito Ariotedjo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga