KEMENTERIAN Kesehatan mengungkapkan bahwa mayoritas penduduk Indonesia mengalami penyakit gigi. Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyatakan, menurut data survei kesehatan Indonesia, 57 persen penduduk berusia di atas 3 tahun memiliki gigi yang bermasalah.
Namun, dari jumlah itu, hanya sekitar 11,2 persen atau sekitar 3 juta orang yang mencari pengobatan. Menurut Siti, masyarakat enggan mendatangi layanan kesehatan karena terbiasa mengandalkan obat pereda nyeri untuk menghilangkan sakit gigi.
"Padahal masalah giginya tidak selesai," ujar Siti dalam keterangan tertulis di laman Kementerian Kesehatan, dikutip pada Sabtu, 13 September 2025. Ia pun mendorong masyarakat berobat ke pusat kesehatan masyarakat (puskemas) yang tersebar di tingkat kecamatan.
Siti mengungkapkan, permasalahan kesehatan gigi didominasi oleh keluhan karies, gigi berlubang, gigi tanggal, hingga radang gusi. Ia menyebutkan masalah itu diperparah oleh rendahnya literasi masyarakat tentang kesehatan gigi. Salah satu mispersepsi yang terjadi, kata dia, adalah tentang waktu menggosok gigi.
"Mayoritas masyarakat menyikat gigi saat mandi dan sebelum tidur, padahal yang dianjurkan adalah setelah makan," ucapnya. Selain itu, ia menuturkan masyarakat cenderung menggosok gigi dengan durasi yang terlalu singkat, yakni di bawah satu menit.
Siti menganjurkan menggosok gigi di atas satu menit agar hasilnya efektif. Dia mengingatkan bahwa kesehatan gigi juga berdampak pada organ-organ vital, termasuk jantung. Pada ibu hamil, kata dia, infeksi gigi bahkan berisiko membahayakan janin.