MANTAN Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, Budi Gunawan, buka suara setelah dicopot Presiden Prabowo Subianto dalam reshuffle Kabinet Merah Putih. Budi menyatakan menghormati keputusan Presiden.
“Penyegaran kabinet sepenuhnya hak prerogatif Bapak Presiden,” kata Budi melalui pesan WhatsApp pada Sabtu, 13 September 2025,
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Prabowo. “Saya berkomitmen mendukung penuh dan loyal kepada Bapak Presiden dan pemerintah.”
Prabowo menunjuk Sjafrie Sjamsoeddin, yang saat ini juga menjabat Menteri Pertahanan, untuk menggantikan Budi sebagai pejabat ad interim.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan reshuffle merupakan bagian dari evaluasi berkelanjutan. “Pertimbangannya evaluasi terus-menerus,” ucap Prasetyo menjelang pelantikan di Istana Negara, Senin, 8 September 2025.
Budi mengungkapkan, ia pernah terganggu masalah kesehatan, yakni saraf terjepit atau hernia nukleus pulposus (HNP) yang membuat mobilitasnya terbatas. “Saat ini sedang pemulihan, aktivitas sudah normal. Insyaallah dalam waktu dekat sudah tuntas. Mohon doanya,” ujarnya.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara itu menyerukan masyarakat tetap menjaga persatuan. “Mari sama-sama menjaga persatuan dan kesatuan, merajut suasana yang damai serta sejuk untuk bangsa dan negara,” ucapnya.
Budi adalah salah satu orang dekat Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Ia pernah menjadi ajudan Megawati saat putri sulung Sukarno itu menjabat presisen. Kehadiran Budi di susunan kabinet sebelumnya disebut sebagai representasi orang PDIP di pemerintahan Prabowo.
Laporan koran Tempo edisi Rabu, 10 September 2025, berjudul "Alasan Prabowo Merombak Kabinetnya" mengungkapkan bahwa perubahan kabinet dilakukan Prabowo berkaitan dengan gelombang demonstrasi yang berujung kerusuhan pada 25 Agustus-1 September 2025. Demonstrasi yang menuntut pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat itu dipicu oleh kenaikan gaji dan tunjangan anggota legislatif.
Eskalasi aksi massa makin tinggi setelah seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas dilindas kendaraan taktis milik Brigade Mobil Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya. Tuntutan massa pun meluas, termasuk meminta perombakan kabinet Prabowo.