FITRA: Standar Ketidakpantasan Tunjangan Rumah DPR Semestinya Berlaku juga untuk DPRD

8 hours ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

FORUM Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menyoroti nilai fantastis tunjangan perumahan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Peneliti FITRA Bernard Allvitro mengatakan semestinya lembaga ini juga membatalkan tunjangan tersebut sebagaimana yang telah dilakukan oleh DPR.

Menurut Bernard, secara prinsip DPR dan DPRD memiliki fungsi yang sama, yakni representasi politik masyarakat. Oleh sebab itu, standar pembatalan tunjangan DPR karena tidak urgen, membebani anggaran negara dan tidak berkaitan langsung dengan tiga fungsi utama legislatif, seharusnya berlaku juga untuk DPRD. 

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Tiga fungsi utama legislatif antara lain legislasi, penganggaran dan pengawasan. "Jadi, jika DPR RI dipandang tidak layak menerima tunjangan tertentu karena tidak mendukung kinerja inti, maka DPRD pun perlu dinilai dengan kacamata yang sama," kata Bernard ketika dihubungi pada Ahad, 7 September 2025.

Apalagi, menurut Bernard, dengan kapasitas fiskal daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota di Indonesia yang saat ini masih sangat terbatas, maka tunjangan rumah untuk anggota dewan amat membebani keuangan. Bernard berujar anggaran tersebut sebaiknya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan publik, serta membangun fasilitas lainnya. 

Dari sisi kualitas, Fitra juga melihat pemberian tunjangan fantastis kepada DPRD belum diimbangi dengan kinerja yang optimal, sebagaimana protes publik kepada DPR. Terkait dengan fungsi penganggaran, misalnya, DPRD masih lebih mengutamakan alokasi belanja rutin seperti belanja pegawai, daripada kebutuhan akan pelayanan publik yang mendesak. 

Tak hanya itu, kinerja tidak memuaskan anggota dewan daerah juga tergambar dari laporan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lembaga antirasuah ini mencatat anggota DPR dan DPRD menempati posisi ketiga sebagai profesi yang paling banyak korupsi. Dari 2004-2024, setidaknya ada 360 kasus korupsi yang berhasil diseret ke pengadilan. 

Bernard menyebut kedua poin itu sudah cukup mengindikasikan betapa sama buruknya kinerja DPR dan DPRD. "Bukannya bekerja melayani masyarakat di daerahnya, DPRD justru tampak sibuk memperkaya diri," kata dia. 

Belakangan, tunjangan rumah anggota DPRD turut mendapatkan sorotan warganet usai DPR membatalkan tunjangan rumah mereka. Semula anggota DPR periode 2024-2029 itu mendapatkan tunjangan rumah Rp 50 juta saban bulan. Namun, DPR mencabut tunjangan tersebut per 31 Agustus 2025 seusai mendapatkan penolakan besar-besaran dari publik. Gelombang unjuk rasa atas penolakan itu bergulir di berbagai daerah selama berhari-hari dan berujung kericuhan.

Adapun nilai tunjangan rumah anggota dewan daerah berbeda-beda. Di Jakarta dan Jawa Barat, misalnya, anggota DPRD mendapatkan tunjangan rumah masing-masing sebanyak Rp 70 juta per bulan. Kemudian di Jawa Tengah sebesar Rp 79 juta, dan Jawa Timur Rp 57 juta. 

Read Entire Article